Kecaman atas Grasi SBY Terbukti, Gembong Narkoba Berulah Lagi
Gembong
Narkoba Internasional Franola atau biasa dipanggil Ola beraksi lagi. Ola
bersama rekannya Deni yang dibekuk saat hendak berangkat dengan pesawat
Cathay Pacific di bandara Soekarno-Hatta, lalu dijatuhi vonis mati oleh
MA diselamatkan oleh grasi Presiden RI SBY.
Humas BNN, Sumirat mengatakan, pihaknya kini sedang mengembangkan pemeriksaan terhadap kasus ini. Dikatakan, selain Franola, ada jaringan internasional yang berada di belakang aksi NA. [Widad/SP] [voa-islam/www.al-khilafah.org]
Grasi
Franola, tertuang dalam Keppres Nomor 35/G/20122 yang ditandatangani 26
September 2011. Grasi kepada ini pun baru terungkap sekarang ini melalui
Mahkamah Agung.
Terang
saja sejumlah pihak mengecam pemberian grasi Presiden RI Susilo Bambang
Yudhoyono terhadap para terpidana mati atas gembong Narkoba itu. Kecaman
yang tak diindahkan oleh SBY itu harusnya bisa menjadi pelajaran bahwa
para gembong Narkoba itu tak pernah jera.
Badan
Narkotika Nasional (BNN) meringkus NA (40) seorang kurir narkoba yang
kedapatan membawa sabu seberat 775 gram di Bandara Husein Sastranegara,
Bandung, Jawa Barat pada Kamis (4/10/2012) lalu.
Dari
penangkapan itu terungkap, NA menyelundupkan barang haram atas suruhan
seorang terpidana kasus narkoba bernama Meirika Franola yang baru saja
mendapat grasi dari Presiden RI.
“NA ini
dikendalikan oleh Ola (Franola), napi kasus narkoba, yang baru
mendapatkan grasi belum lama ini,” kata Kepala Badan Narkotika Provinsi
Jawa Barat Anang Pratanto, yang ditemui di kantor BNN, Senin (5/11).
Dikatakan
Anang, berdasar pengakuannya, NA direkrut oleh pacarnya yang saat ini
mendekam di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Tanjung Balai, Asahan,
Sumatera Utara. Selanjutnya, pacarnya tersebut mengenalkan NA kepada
Franola yang mendekam di Lapas Wanita Tangerang.
"NA
mengaku direkrut dengan bekal uang Rp 7 juta. Dia diperintahkan
mengambil sabu di India, dan berangkat dari Surabaya dengan menumpangi
Silk Air menuju New Delhi dengan transit di Singapura," tutur Anang.
NA yang merupakan seorang ibu rumah tangga membawa sabu tersebut yang di selipkan ke dalam tas punggungnya.
"Dari
India, NA kembali ke Indonesia dengan menumpangi India Airlines dan
transit di Kuala Lumpur. Dari Kuala Lumpur, NA menuju Bandung dengan
menumpangi Air Asia," jelas Anang.
Humas BNN, Sumirat mengatakan, pihaknya kini sedang mengembangkan pemeriksaan terhadap kasus ini. Dikatakan, selain Franola, ada jaringan internasional yang berada di belakang aksi NA. [Widad/SP] [voa-islam/www.al-khilafah.org]
Tidak ada komentar