Header Ads

Pilihan Tepat, Berjuang Wujudkan Bisyarah Rasul

Turut berjuang mewujudkannya, menurut Felix Y Siauw, merupakan pilihan tepat dari empat kemungkinan yang akan dilakukan oleh seorang Muslim tatkala mendengar kabar gembira (bisyarah) dari Rasulullah SAW.


“Saat ini, kita dihadapkan pada bisyarah akhir zaman akan kebangkitan Islam yang kedua dengan tegaknya kembali khilafah yang mengikuti metode kenabian,” ungkap Islamic Inspirator tersebut dalam acara Daurah Pembebasan: Kupas Tuntas Secara Ideologis, Sang Penakluk Konstantinopel Muhammad al Fatih 1453, Ahad (25/11) di Aula Pemkot Metro, Lampung.

Maka, menurutnya, bagi seorang Muslim yang taat tidak ada pilihan lain kecuali turut berjuang menegakkan kembali khilafah seperti yang dijanjikan Rasulullah SAW, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Ahmad, akan tegaknya kembali khilafah ala minjahin nubuwwah.

Sedangkan tiga kemungkinan lain, yang bisa jadi dilakukan umat Islam saat mendengar bisyarah tersebut, pertama tidak percaya hingga mengolok-olok seperti halnya Yahudi ketika mendengar bisyarah Rasulullah SAW. Kedua, diam saja atau tidak tahu dan tidak mau tahu. Ketiga, mengaku percaya tetapi mencari-cari alasan untuk tidak ikut berjuang.

Dalam acara yang dihadiri lebih dari 200 mahasiswa tersebut, Felix pun menyebutkan contoh bisyarah yang sudah terjadi dan keseriusan perjuangan kaum Muslim dalam mewujudkannya, di antaranya adalah bisyarah penaklukan Konstantinopel.

“Bisyarah akan takluknya Konstantinopel terwujud 825 tahun penantian dan 54 hari perang setelah keluar dari lisan Rasulullah  Muhammad SAW,” ungkapnya.

Saat banyak orang meragukan akan penaklukan Konstantinopel, Muahmmad Al Fatih justru bukan saja menyakini bahwa konstantinopel pasti akan takluk  bahkan meyakini akan takluk di tangannya. “Karena Muhammad Al Fatih melihat bisyarah tersebut dengan keimanannya bukan dengan yang lain,” tegasnya.

Dalam acara yang digelar Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) Kota Metro Chapter Campus tersebut, hadir pula Walikota Metro H Lukman Hakim. Ia pun mengomentari aktivitas HTI Metro. “HTI  mampu menandingi opini perpolitikan yang ada di Kota Metro,” akunya. [media-umat/www.al-khilafah.org]

1 komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.