Header Ads

Divisualkan Massa Intoleran dan Anti Semit, KAMMI Laporkan Metro ke KPI

Senin (18/02/2013) siang ini, perwakilan Kesatuan Aksi Mahasiswa Muslim (KAMMI) Pusat berencana akan mendatangi Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) guna mengadukan tayangan Metro TV  program INSIDE edisi “Berdarah Yahudi, Bernafas Indonesia” edisi Kamis, 14 Februari 2013.

 
“Siang ini kami berencana mengadu ke KPI atas tayangan tersebut, “ demikian ujar Humas KAMMI Pusat, Inggar Saputra kepada hidayatullah.com, Senin  (18/02/2013).

Menurut Inggar, KAMMI akan mengadukan ke KPI, karena secara sengaja dalam tayangan tersebut menvisualkan aksi organisasi mahasiswa Muslim tersebut sebagai massa intoleran yang disebut televisi itu sebagai kelompok ‘anti semit’ (anti Yahudi).

Inggar membenarkan jika dalam tayangan berdurasi 5 menit itu tidak ada sama sekali kata yang menyebut KAMMI. Hanya saja, menurutnya, meski tak ada kata yang menyebut KAMMI, namun secara jelas ia menilai, gambaran dalam bentuk visual organisasinya dan beberapa ormas Islam lain ditampilkan cukup lama dengan disebut sebagai massa intoleran.

“Memang tidak menyebut, tetapi tayangan visual aksi  KAMMI, namun pengambilan gambar logo dan bendera dilakukan dengan durasi yang cukup lama dan berulang . Bahkan aksi beberapa ormas Islam lain seperti HTI dan salah satu partai Islam sangat jelas ditayangkan cukup lama, “ tambahnya.

Lagi pula menurut Inggar, dalam tayangan tersebut, jelas-jelas lebih dominan membela Yahudi tanpa ada pembanding sama sekali.

“Bisa dikatakan, 70:30 pro Yahudi tanpa pengimbang. Bahkan di ending cerita, justru Benyamin Ketang diposisikan penting  dengan menutup kalimat pentingnya Indonesia berhubungan dengan Israel,” tambahnya.

Benyamin Ketang adalah warga Jember Jawa Timur yang berpindah agama Yahudi yang juga pendiri Direktur Eksekutif Indonesia - Israel Public Affairs Comitte (IIPAC) yang dimaksudkan sebagai lembaga lobi untuk perdagangan Indonesia-Israel.

Karenanya, siang ini KAMMI resmi akan melaporkan tindakan Metro TV tersebut kepada Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat.

Secara terpisah, Azimah Soebagijo, komisioner KPI Pusat dikutip laman dakwatuna menyerukan agar terus membangun kesadaran masyarakat untuk kritis terhadap pesan-pesan media. Mengajak berpikir dan berdiskusi tentang segala hal yang terjadi di sekitar mereka, karena jelas media sarat kepentingan. [hidayatullah/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.