Header Ads

Pasar Minuman Alkohol RI Besar, Jack Daniel's Sempat Tertarik Berinvestasi

Konsumsi minuman beralkohol di Indonesia yang terus meningkat membuat para produsen minuman beralkohol asing di dunia melirik pasar Indonesia dan bahkan berinvestasi untuk membuka pabrik.



Direktur Jenderal Industri Agro Kementerian Perindustrian Benny Wahyudi mengatakan, beberapa perusahaan produsen minuman beralkohol sempat ingin berinvestasi di Indonesia. Namun, karena terbentur oleh aturan DNI (Daftar Negatif Investasi), beberapa perusahaan tersebut mengurungkan niatnya.

"Banyak (yang minat berinvestasi), tapi karena aturan pemerintah seperti itu ya tunggu saja sampai pemerintah buka," ungkap Benny kepada detikFinance di Kantor Kementerian Perindustrian, Jalan Gatot Subroto, Senin (18/2/2013).

Dalam aturan DNI, pemerintah Indonesia tidak mengizinkan perusahaan minuman beralkohol baik lokal maupun asing untuk berinvestasi, ataupun hanya sekedar memperluas usahanya.

Benny tak merinci siapa-siapa saja yang pernah berminat untuk menanamkan investasinya di Indonesia. Namun dia sedikit menyinggung merek minuman beralkohol besar seperti Jack Daniel's yang sempat ingin membangun pabrik di Indonesia.

"Yang saya tahu itu Jack Daniel's, saya nggak tahu persis. Tapi ada beberapa," katanya.

Terbentur aturan mengenai daftar negatif investasi (DNI), Benny mengatakan, para investor tersebut berlarian ke negara-negara tetangga seperti Singapura. Salah satu produsen minuman beralkohol asal Australia pun pernah melobi pemerintah agar diizinkan untuk berinvestasi.

"Mereka yang datang dengan kecewa. Akhirnya mereka ke Singapura, dan masuk ke pasar Indonesia secara ekspor," lanjutnya.

Mengapa asing tertarik untuk berinvestasi di Indonesia? Benny menjelaskan pasar minuman jenis ini cukup besar. Tingkat konsumsi masyarakat pun meningkat, khususnya di sektor pariwisata. Mengingat minuman jenis ini banyak dikonsumsi oleh turis-turis asing.

"Pasarnya cukup besar, Kita lihat saja Johny Walker, asing semua. Martini banyak merek itu, bir Corona, itu kan dari Meksiko. Mungkin mereka pengen masuk ke Indonesia, tapi memang aturannya seperti itu ya gimana," katanya.

Selain itu, produsen minuman beralkohol dalam negeri pun tak mau kalah. Tak sedikit yang ingin memperbesar pabriknya untuk meningkatkan kapasitas produksi. Namun, lagi-lagi, terbentur oleh aturan DNI.

"Kalau untuk minuman beralkohol, Perusahaan dalam negeri juga sudah ingin memperluas, bintang, Anker, mungkin juga orang tua group itu membuat anggur , mereka juga akan tambah," pungkasnya. [detikfinance/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.