Header Ads

Penutupan Lokalisasi pelacuran akan semakin liar? Pengamat Sosial: “Pragmatisme Sekuler Menkes yang sangat Berbahaya”

Dalam program tayangan Mata Najwa, (6/11), Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi mengatakan penutupan lokalisasi tidak akan membuat kaum lelaki berhenti mencari pekerja seks komersil. Penutupan lokalisasi, menurutnya, justru akan menjadi liar, di jalan-jalan, di rumah-rumah penduduk. Malah penutupan lokalisasi justru akan membuat peningkatan penyebaran HIV/AIDS.

Pengamat Sosial, Iwan Januar mengkritik pernyataan Menteri Kesehatan tersebut menyebut apa yang dilontarkan Menkes adalah opini klasik lokalisasi pelacuran. Dan pandangan pragmatis sekuler.
“Cara berpikir pragmatis ini amat berbahaya, karena bisa diterapkan pada masalah-masalah sosial lain,” uajrnya padaMediaumat.com, Kamis (7/11).
Bila Menkes mengatakan bahwa penutupan lokalisasi akan membuat pelacuran menjadi tak terkendali, apakah ia juga bisa menjamin bahwa dengan adanya lokalisasi pelacuran akan ‘lebih terkendali’? Tidak akan muncul pelacuran di kalangan remaja, pelajar dan mahasiswa?
Menurut Iwan, Menkes seperti pura-pura tidak tahu bahwa pelacuran saat ini bukan saja terjadi di warung remang-remang atau di tempat lokalisasi, tapi juga sudah masuk di sekolah, kampus, mall-mall, kafe, bar, hotel-hotel kelas murah hingga berkelas. Bukankah itu di luar lokalisasi?
“Membiarkan lokalisasi jauh lebih baik ketimbang membubarkannya adalah ilusi Menkes dan pemerintah,” sindirnya.
Padahal, menurut Iwan persoalan utamanya adalah kegagalan pemerintah dengan sistem kapitalisme dalam menjamin kehidupan masyarakat. “Artinya, pemerintah punya andil dalam membuat warganya menjadi pelacur,” ujarnya.
Iwan menegaskan bila ada sanksi tegas dan kesejahteraan rakyat terjamin, maka tidak adalagi orang yang mau melacurkan diri dan menggunakan jasa pelacur. “Pelacuran pun akan berhenti jika ada sanksi tegas dari pemerintah dan menjamin kesejahteraan rakyatnya,” terangnya.
“Makin jelas bahwa negeri ini berada dalam sistem yang batil. Sehingga setiap persoalan hanya berputar-putar dalam lingkaran setan. Hanya Khilafah dan syariat Islam yang bisa menyelesaikannya,” pungkasnya.[mediaumat/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.