Header Ads

Sikap SBY Memalukan, Lain Bunda Putri Lain TKI

Jubir Muslimah Hizbut Tahrir Indonesia Iffah Ainur Rochmah mengecam Presiden SBY yang lebih peduli pada nasib partainya ketimbang ribuan buruh migran asal Indonesia (TKI) yang terlantar di Saudi Arabia. “Sangat memalukan! Dalam kasus ini SBY pun tidak memberikan respon memadai, berbeda dengan reaksinya ketika partainya mendapat masalah terkait Bunda Putri,” tegasnya kepada mediaumat.com, Kamis (7/11) di Jakarta.


Menurut Iffah, reaksi SBY terhadap masalah terlantarnya ribuan TKI dan ratusan di antaranya terancam hukuman mati sangat lamban, tetapi giliran masalah yang menimpa partainya, reaksinya begitu cepat dan mengecam banyak pihak. “Jadi SBY ini pembela nasib rakyat atau pembela kepentingan partai sih?” ungkapnya kesal.

Saat ini, ribuan TKI telantar di Arab Saudi, puluhan lainnya terancam hukuman mati tanpa pembelaan memadai dari pemerintah Indonesia. Ratusan TKI terutama buruh migran perempuan (TKW) setiap hari hadapi ancaman penganiayaan, perkosaan,perlakuan tidak manusiawi lainnya juga ancaman kehilangan nyawa.

Selain karena ketidakpedulian SBY sebagai kepala negara, menurut Iffah faktor lain yang menjadi penyebab setidaknya ada dua.

Pertama, karena pemerintahan negeri ini menerapkan sistem kapitalisme. Sehingga perlakuan pemerintah terhadap rakyat hanya ssbagai regulator. Dibuatkan aturan-aturan sekedarnya agar bisa mendapat peluang bekerja di negeri lain, tanpa memberi jaminan perlindungan terpenuhinya hak-hak mereka.

“Bahkan itupun dilakukan karena pemerintah mendapat imbalan pemasukan negara dari remitansi para TKI. Berkebalikan dengan pemerintah dalam Islam yang bertanggung jawab  sebagaimana imam yang menjadi pengayom, pelindung dan pemberi jaminan bagi terpenuhinya kemaslahatan setiap rakyat,” bebernya.

Kedua, akibat ikatan akidah Islam diganti menjadi ikatan nasionalisme (kebangsaan). Nasib TKI semakin buruk karena di Arab Saudi yang negeri Muslim pun, mereka diperlakukan sebagai orang asing. Tidak dianggap sebagai saudara sesama Muslim yang perlu ditolong. Karena sekat nasionalisme.

Di akhir wawancara, Iffah berkata: “Pertanyaan bagi semua: Apakah masih layak kita pertahankan pemerintah seperti ini? Bencana apalagi yang akan menimpa umat dengan tetap berada dalam sistem kapitalisme yang melahirkan penguasa yang tidak peduli nasib rakyat dan menghasilkan nasionalisme? Selayaknya kita ganti dengan sistem Islam dan pemerintahan Khilafah Islam.”  [mediaumat/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.