Header Ads

AS Mencurigai Israel Mencuri Bahan Nuklir

AS Mencurigai Israel Mencuri Bahan Nuklir
Dokumen rahasia AS yang telah diungkap dari tahun 1970-an menunjukkan bahwa para pejabat intelijen Amerika Serikat percaya Israel mencuri nuklir uranium yang merupakan bahan bakar bom nuklir dari fasilitas nuklir di Pennsylvania.

Sekitar 200 pound (hampir 91 kilogram) uranium untuk bahan nuklir menghilang dari fasilitas yang sekarangdibongkar di Apollo, Pennsylvania, pada pertengahan tahun 1960-an. Fasilitas ini dimiliki oleh sebuah perusahaan bernama Nuclear Materials & Equipment Corp, atau Numec, Wall Street Journal melaporkan.



Uranium yang hilang itu cukup untuk membuat beberapa bom sebesar bom atom Amerika Serikat yang dijatuhkan di Hiroshima pada bulan Agustus 1945.

Menurut dokumen pemerintah AS itu, yang dilihat oleh para pejabat Wall Street Journal, FBI yang memulai penyelidikan pada akhir 1960-an mengajukan pertanyaan mengenai dugaan transaksi antara para pendiri Numec dan presiden, Zalman Shapiro, dan para pejabat intelijen Israel.

Sementara itu, karana kasus CIA atas tersangka pencurian itu tidak meyakinkan, sebuah memo tahun 1977 dari seorang staf Dewan Keamanan Nasional di pemerintahan Presiden Jimmy Carter mengatakan, “Saya kira Presiden tidak bisa menyangkal dengan alasan yang masuk akal” mengenai pertanyaan atas keterlibatan Israel. (presstv.ir, 8/8/2014 )

Dalam sebuah wawancara baru-baru ini, Zbigniew Brzezinski, penasihat keamanan nasional Carter, mengatakan bukti menunjukkan bahwa “sesuatu hal memang terjadi” tapi masalah itu “sangat eksplosif [dan] kontroversial” karena melibatkan Israel.

“Apa yang akan kita katakan kepada Israel,” Meminta mengembalikannya kembali? ‘”kata Brzezinski.

Dokumen yang baru dikeluarkan diperoleh oleh Lembaga Penelitian: Kebijakan Timur Tengah dan, menurut beberapa pejabat federal, hal ini menggarisbawahi perlunya Washington untuk mengumumkan informasi yang tersisa tentang insiden itu.

“Kita tahu CIA mengira materi itu dicuri. Kami ingin tahu mengapa mereka mengira demikian, “kata Victor Gilinsky, mantan komisioner Komisi Pengaturan Nuklir.

Kecurigaan para pejabat AS atas peran para pejabat intelijen Israel atas hilangnya 200 pon uranium nuklir terjadi saat rezim Tel Aviv, yang secara luas diyakini adalah satu-satunya pemilik senjata nuklir di Timur Tengah dan dilaporkan memiliki antara 200 hingga 400 hulu ledak bom nuklir, tidak pernah mengizinkan setiap inspeksi atas fasilitas nuklirnya dan terus menentang seruan internasional untuk bergabung dengan Nuclear Non-Proliferation Treaty.[htipress/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.