Header Ads

BBM Naik Keluar dari lubang buaya, masuk ke kandang singa

Alasan utama pemerintah menaikkan harga BBM adalah untuk mengurangi beban subsidi yang dikatakan sudah sangat membebani APBN. Dalam APBN-P 2014 memang disebutkan subsidi ditetapkan sebesar Rp.403 triliyun (subsidi BBM Rp. 246,5 triliyun, subsidi listrik Rp. 103,8 triliyun dan subsidi non energi Rp.52,7 triliyun). Subsidi ini dianggap beban sehingga harus dihilangkan. Caranya yang paling gampang tentu dengan mencabut subsidi tersebut. (Al-Islam/ edisi 730)



Kenaikan harga BBM tidak hanya berdampak pada kenaikan biaya transportasi, tetapi juga berkaitan dengan kenaikan harga pangan, layanan pendidikan, kesehatan -Yang kaya semakin kaya, yang miskin semakin miskin- Akan banyak pencurian, transaksi haram, malpraktek di berbagai bidang karena pengeluaran yang semakin besar tidak seimbang dengan pemasukan yang ada. Dan parahnya lagi masih ada masyarakat yang positive tinking terhadap kebijakan pemerintah ini. Menganggap semua keputusan benar adanya, tanpa berfikir cemerlang terhadap dampak-dampak yang bisa mencekik rakyat terutama rakyat menengah ke bawah.

Sabda Nabi saw., “Akan datang kepada kalian masa yang penuh dengan tipudaya; ketika itu orang-orang akan mempercayai para pembohong dan mendustakan para pembawa kebenaran. Mereka mempercayai para pengkhianat dan mengkhianati orang-orang yang amanah. Pada masa itu, ruwaibidhah akan berbicara.” Mereka bertanya, “Apakah itu ruwaibidhah?” Rasulullah berkata, “Ruwaibidhah adalah orang-orang bodoh (yang berbicara) tentang urusan umat.” (HR Ibnu Majalah dari Abu Hurairah ra.).

Kebijakan rezim jokowi-JK berupa menaikan harga BBM adalah bertentangan dengan islam. Kaum muslimin memiliki hak yang sama dalam tiga perkara; air, padang gembala, dan energi. Minyak adalah penghasil energi, maka haram bila tidak di kelola untuk rakyat. Tidak ada solusi saat ini selain mengelola sumber daya alam dengan syari’at islam. Ganti rezim, ganti sistem!!!

Maksud hati mencegah suatu masalah, namun disaat yang bersamaan memunculkan potensi masalah baru ke depannya. Keluar dari lubang buaya, masuk ke kandang singa.

Inilah dampak tidak diterapkannya sistem yang benar dan sempurna, yaitu sistem yang berasal dari dzat yang benar dan sempurna (Allah S.W.T). Kenyataan sekarang yang menerapkan sistem demokrasi, sistem di mana kedaulatan berada di tangan rakyat, pembuat hukum adalah rakyat (manusia). Manusia yang mempunyai sifat terbatas, lemah dan saling membutuhkan. Akhirnya hukum yang di buat bersifat sama dengan si pembuat; terbatas, lemah dan serba kurang di mana-mana. Dan berimbas terhadap permasalahan yang tidak kunjung selesai, seperti lingkaran setan.

Oleh: Elda Adriana 
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga


[www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.