Header Ads

MATERI HALAQOH ONLINE HARI INI, JUM'AT 24 JULI 2009 "Jeratan Baru IMF"

WASHINGTON, KOMPAS.com — Dana Moneter Internasional (IMF), Rabu (8/7) waktu setempat, menaikkan proyeksinya untuk pertumbuhan ekonomi global 2010 sebesar 0,6 poin menjadi 2,5 persen, tetapi mengatakan pemulihan dari resesi akan melambat.

Sementara untuk 2009, terjadi kontraksi 1,4 persen seluruh ekonomi global. "Ekonomi global yang mulai keluar dari resesi yang belum pernah terjadi sebelumnya pasca era Perang Dunia II, namun stabilisasi tidak merata dan pemulihan diperkirakan menjadi lambat," kata IMF dalam World Economic Outlook (WEO) tengah tahunan yang diperbarui.

"Kondisi keuangan telah membaik lebih dari yang diharapkan, terutama karena intervensi publik, dan data terakhir menunjukkan bahwa tingkat penurunan kegiatan ekonomi adalah moderat, walaupun di derajatnya di berbagai kawasan berbeda."

"Meskipun ini tanda-tanda positif, resesi global belum berakhir, dan pemulihan masih diperkirakan akan lambat, karena sistem keuangan masih buruk, dukungan dari kebijakan publik secara bertahap akan berkurang, dan rumah tangga di negara-negara yang mengalami ledakan harga aset akan kembali menabung."

IMF memproyeksikan, volume perdagangan global akan jatuh 12,2 persen tahun ini, 1,2 poin lebih tajam dari proyeksi dalam WEO April. Perdagangan akan tumbuh 1,0 persen pada tahun 2010, sebuah kenaikan 0,4 poin dari proyeksi sebelumnya.

Namun, ekonomi-ekonomi maju diperkirakan masih merosot pada tahun depan, dan "tidak diproyeksikan untuk menampilkan kenaikan berkelanjutan dalam aktivitasnya sampai paruh kedua 2010," kata IMF.

Di antara ekonomi-ekonomi terkemuka, Amerika Serikat dan Jepang yang diproyeksikan tumbuh lebih kuat dari yang diperkirakan.

Untuk AS, IMF menunjuk pada perbaikan di pasar tenaga kerja dan perumahan, produksi industri, dan keyakinan konsumen dan bisnis. "Perkembangan ini sesuai dengan stabilisasi dari output (produksi) selama paruh kedua 2009 dan dengan bertahap pemulihan muncul di tahun 2010," kata IMF.

IMF memproyeksikan ekonomi terbesar di dunia itu akan menyusut 2,6 persen pada tahun 2009, 20-an poin lebih rendah dari perkiraan sebelumnya, dan menjadi 0,8 persen pada tahun 2010, sebagai pengganti pertumbuhan nol dalam proyeksi sebelumnya.

Kenaikan tajam terjadi pada proyeksi untuk Jepang, yaitu 1,7 persen pada tahun 2010, naik tajam 1,2 poin. Pertumbuhan pada tahun ini, di ekonomi terbesar kedua itu, diperkirakan negatif 6,0 persen, sebagai pengganti kontraksi 6,2 persen para ramalan sebelumnya.

Dalam update terpisah pada stabilitas keuangan, IMF mengatakan bahwa kondisi keuangan telah membaik, "karena intervensi kebijakan yang belum pernah terjadi sebelumnya telah mengurangi risiko sistemik kejatuhan dan diperkirakan pemulihan ekonomi telah bangkit."

Namun, IMF tetap memberikan peringatan bahwa kerentanan dan "kepuasan harus dihindari."

"Karena banyak perbaikan dalam kondisi keuangan yang disebabkan oleh rally kuat aset-aset berisiko sejak Maret, ada risiko yang signifikan kemerosotan pasar, jika pasar keuangan terlalu banyak melangkah di depan dari pemulihan ekonomi," kata IMF dalam update Laporan Stabilitas Keuangan Global.

Lembaga multilateral itu menekankan bahwa "ketidakpastian yang ekstrem" dalam sistem keuangan yang menang pada akhir 2008 dan berlanjut ke dalam 2009 dapat muncul kembali "jika koreksi besar dalam harga aset kembali merusak kepercayaan lembaga keuangan."

Namun pada faktanya, negara-negara dari dunia ketiga seperti India, Banglades, Indonesia, Filipina, Thailand, Vietnam, dan Sri Lanka tidak pernah menunjukan peningkatan ekonomi yang signifikan.

Utang dibuat negara berkembang untuk ’mengatasi ketertinggalannya dari negara maju’, suatu pandangan tentang ’pembangunan’ yang didefinisikan sepihak oleh negara maju. ”Pembangunan di negara berkembang itu seperti orang naik tangga. Begitu mau naik, anak tangganya dipotong. Begitu terus,” ujar Don Marut dari International NGO Forum on Indonesian Development (INFID).

Lembaga keuangan dunia seperti IMF atau ADB hanyalah ingin memperpanjang penjajahan dari ekonomi kapitalis yang diemban oleh negara-negara barat kafir penjajah.

Tidak ada sejarahnya negara yang sejahtera karena utang. Kenyataanya adalah negara tersebut semakin masuk ke dalam kubangan lumpur (baca:utang) yang berunsurkan ribawi. Sebelum kita sanggup membayar satu kontrak utang, sudah ada berpuluh-puluh perjanjian utang lainnya yang menunggu untuk dibayar. Bahkan, bayi-bayi yang belum lahirpun sudah terkena beban utang. Na'udzubillah.

Inilah yang mengawali topik diskusi kita minggu ini.
Ditunggu partisipasi aktif rekan-rekan dalam diskusi ini.
Islam selalu punya solusinya.


wallahu'alam bishawab


bella burhani
[ID YM: viva_rosetti]
http://anabelrosetti.wordpress.com/

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.