Sedikitnya 500 Orang Kristen Nigeria Membantai Muslim di Kota Jos
Kekerasan sektarian di Nigeria kembali berlanjut, di mana lebih dari 500 orang dari desa-desa Kristen di akhir pekan lalu - dibawah dukungan kelompok militan Kristen - melakukan penyerangan terhadap umat Islam Nigeria, kata pihak berwenang pada hari Senin kemarin (8/3).
Puluhan mahasiswa hari ini (9/3) di kota utama Jos, negara bagian Plateau melakukan demonstrasi, mereka meneriakkan "Tidak untuk genosida" dan "Kami ingin perdamaian di negara bagian Plateau!"
Vatikan sendiri telah menyatakan "kesedihan dan keprihatinan mereka atas tindakan kekerasan yang mengerikan tersebut."
Namun juru bicara Vatikan, Pastor Federico Lombardi menolak untuk mengklasifikasi bahwa kekerasan yang terjadi di Nigeria adalah konflik agama, mengingat posisi Uskup Agung Abuja yang berasal dari Nigeria. Sedangkan Monsignor John Aonaikan mengatakan: "Mereka tidak bertengkar karena alasan agama, namun lebih karena tuntutan dan konflik sosial, ekonomi, suku dan budaya."
Konflik sektarian di Nigeria kembali terjadi pada akhir minggu lalu, tepatnya pada Sabtu malam (6/3), di tiga desa yang berada di selatan kota utama Jos, negara bagian Plateuau. Ratusan orang dibantai, termasuk wanita dan anak-anak tewas dengan luka bacokan dan dibakar hanya dalam waktu tiga jam, menurut saksi mata yang melihat peristiwa sadis tersebut.
Media resmi di negara bagian Plateau, Dan Madjang melalui telepon menyatakan bahwa "500 orang telah tewas dalam tindakan yang mengerikan ini yang dilakukan oleh kelompok kristen," 95 orang telah ditangkap setelah serangan terjadi.
Peter Gadd, yang mengepalai organisasi non-pemerintah untuk membela hak asasi manusia di Jos pada hari Ahad lalu mengunjungi ketiga desa, ia mengatakan: "tampaknya para penyerang melancarkan serangan secara simultan dan sistematis dengan banyaknya rumah yang dibakar." (fq/aby/eramuslim.com)
Puluhan mahasiswa hari ini (9/3) di kota utama Jos, negara bagian Plateau melakukan demonstrasi, mereka meneriakkan "Tidak untuk genosida" dan "Kami ingin perdamaian di negara bagian Plateau!"
Vatikan sendiri telah menyatakan "kesedihan dan keprihatinan mereka atas tindakan kekerasan yang mengerikan tersebut."
Namun juru bicara Vatikan, Pastor Federico Lombardi menolak untuk mengklasifikasi bahwa kekerasan yang terjadi di Nigeria adalah konflik agama, mengingat posisi Uskup Agung Abuja yang berasal dari Nigeria. Sedangkan Monsignor John Aonaikan mengatakan: "Mereka tidak bertengkar karena alasan agama, namun lebih karena tuntutan dan konflik sosial, ekonomi, suku dan budaya."
Konflik sektarian di Nigeria kembali terjadi pada akhir minggu lalu, tepatnya pada Sabtu malam (6/3), di tiga desa yang berada di selatan kota utama Jos, negara bagian Plateuau. Ratusan orang dibantai, termasuk wanita dan anak-anak tewas dengan luka bacokan dan dibakar hanya dalam waktu tiga jam, menurut saksi mata yang melihat peristiwa sadis tersebut.
Media resmi di negara bagian Plateau, Dan Madjang melalui telepon menyatakan bahwa "500 orang telah tewas dalam tindakan yang mengerikan ini yang dilakukan oleh kelompok kristen," 95 orang telah ditangkap setelah serangan terjadi.
Peter Gadd, yang mengepalai organisasi non-pemerintah untuk membela hak asasi manusia di Jos pada hari Ahad lalu mengunjungi ketiga desa, ia mengatakan: "tampaknya para penyerang melancarkan serangan secara simultan dan sistematis dengan banyaknya rumah yang dibakar." (fq/aby/eramuslim.com)
Tidak ada komentar