Header Ads

Buku Teks Sekolah Swiss Hina Perempuan Turki

Komunitas Turki di Italia mengorganisir kampanye antirasisme. Kampanye itu digelar setelah seorang guru sekolah di kota Roma, menugaskan para siswanya untuk membuat satu paragraf tulisan yang isinya merendahkan kaum perempuan Turki.



Kasus ini dilansir surat kabar Turki Sabah dan yang mengkordinir kampanye tersebut adalah reporter harian Sabah yang tinggal di Roma, Yasemin Taşkın. Ia mengetahui kasus ini karena dari putrinya yang bersekolah di sekolah tersebut. Anak perempuan Yasemin dipaksa untuk membuat tulisan satu paragraf yang menyebutkan bahwa orang-orang Turki meyakini kaum perempuan Turki hidup hanya untuk menikah dan melahirkan anak.

Selain itu, ada pernyataan-pernyataan lain yang menghina orang-orang Turki, antara lain "kebanyakan orang-orang tua di Turki tidak bisa membaca dan menulis, dan "Ayah Ayse yang bekerja di stasiun kereta api mengatakan bahwa lelaki Turki tidak mau mengerjakan pekerjaan rumah tangga." Guru sekolah di Roma itu, memaksa para siswanya untuk menuliskan hal-hal tersebut.

Anak perempuan Yasemin, bernama Selin Ansaldo yang sekolah di Sekolah Swiss di Roma sempat syok ketika guru bahasa Jermannya memerintahkan para siswanya untuk menulis kalimat "Kebanyakan perempuan Turki hidup hanya untuk menikah dan melahirkan anak. Tidak perlu untuk memberikan pendidikan buat mereka."

Kalimat yang ditulis dalam bahasa Jerman itu didiktekan oleh guru bahasa Jerman mereka yang asal Swiss, Roger Schumacher. Setelah diselidiki, Yasemin menemukan bahwa kalimat itu diambil dari sebuah buku teks sekolah yang sudah disetujui oleh otorita pendidikan Swiss. Yasemin dan putrinya lalu membuat petisi berisi tuntutan agar pernyataan bernuansa rasial terhadap orang-orang Turki itu dihapus dari kurikulum pendidikan Swiss.

Yasemin juga menunjukkan kalimat-kalimat itu pada orangtua siswa lainnya, yang kemudian membuat surat protes ke pihak manajemen sekolah. Namun, kepala sekolah Edwin Züger menyatakan bahwa guru bersangkutan tidak bermaksud menyinggung orang tertentu dengan kalimat-kalimat yang dididiktekannya pada para siswa. Tapi Züger mengakui bahwa buku teks tersebut digunakan sebagai kurikulum pendidikan di Swiss.

Atas persoalan ini, kedutaan besar Turki di Roma telah mengirim nota diplomatik ke kedutaan Swiss, yang isinya mengecam keras teks dalam diktat sekolah itu. Nota serupa dikirim juga ke Departemen Luar Negeri Swiss dan kedutaan besar Turki di Bern. (ln/TZ/eramuslim)


Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.