Header Ads

Kelompok 'Sekuler' Yogyakarta Beraksi, Tolak Keberadaan MMI

Ratusan masyarakat yang tergabung dalam Gerakan Rakyat Yogyakarta Antikekerasan menyerukan penolakan organisasi yang bertindak dengan kekerasan berkedok agama. Pada Rabu lalu, organisasi masyarakat Majelis Mujahidin Indonesia (MMI) melakukan penyerangan ke Yayasan Lembaga Kajian Islam dan Sosial, yang menyebabkan tujuh peserta diskusi "Allah, Liberty, and Love" mengalami luka parah (menurut versi LKiS).



"Mereka menghilangkan kedamain Yogyakarta. Masyarakat siap menegakkan keadilan di Yogyakarta. Hidup Yogyakarta yang toleran," kata salah satu anggota aksi demonstrasi, Ketua PMII Yogyakarta, Imam Aziz, Jumat (11/5).

Manurut Aziz, tindakan MMI merupakan tindakan brutal dam melanggar hukum. Hal ini juga menciderai Yogyakarta yang sangat menghormati dan menjamin hak hukum setiap warganya untuk berekspresi dan perpendapat.

"Aksi brutal ini telah merusak citra keistimewaan Yogyakarta yang selalu terbuka dan ramah pada keberagaman," tuturnya.

Lebih lanjut, Aziz menyayangkan tidak berfungsinya lembaga keamanan negara. Kepolisian gagal memberikan perlindungan pada warga negara. Ia lantas mendesak polisi segera mengusut tuntas pelaku kekerasan di kantor LKIS. "Kami juga mendesak MMI dan ormas pro kekerasan dibubarkan," seru Aziz.

Seperti diketauhi,  kehadiran massa untuk membubarkan diskusi feminis penghina nabi Irshad Manji disana tidak hanya dari MMI tapi juga perwakilan dari warga yang tergabung dalam “Gerakan Jogja Peduli Moral Bangsa” yang terdiri dari FLSDK, KAMMI, PII, FSRMY, BKPRMI hingga komunitas #IndonesiaTanpaJIL. [eramuslim/al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.