Header Ads

Andi, Aceng, Ariel

Oleh : Ahmad Fahrur Rozi

***
Ada beberapa nama public figure ‘bermasalah’ yang kebetulan berinisial ‘A’ mereka diantaranya; Andi A. Mallarangeng (mantan Menpora, terjerat kasus korupsi Hambalang), Aceng HM Fikri (Bupati Garut, terlibat skandal nikah siri), Anas Urbaningrum (Ketum Partai Demokrat, terlilit kasus korupsi Hambalang), Agus Martowardoro (Menkeu, kasus Hambalang), Angelina Sondakh (anggota DPR, kasus korupsi Kemenkes), Antasari Azhar (mantan ketua KPK, kasus Pembunuhan), Agung laksono (Menkokesra, kasus perselingkuhan), serta Aburizal Bakri (ketum Golkar, kasus Lapindo).


Diantara sederet nama diatas ada dua nama yang belakangan ini menjadi sorotan publik, Mantan Menpora Andi Mallarangeng, dan Bupati Garut Aceng HM Fikri. Andi menjadi sorotan publik karena keterlibatannya dalam kasus korupsi Hambalang yang berujung pengunduran dirinya dari jabatan Menpora. Adapun Aceng tersangkut skandal pernikahan siri yang hanya berumur 4 hari.

Andi Alvian Malarangeng (49) mantan aktivis mahasiswa yang oleh majalah Asiaweek dijuluki “Future Leader of Asia” (Majalah Asiaweek), akhirnya terkena getah korupsi. Karier andi Mallarangeng begitu cemerlang hingga ia menduduki posisi Menteri. Pesona itu seketika meredup karena kasus Korupsi.

Laporan hasil audit investigatif Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menyatakan Andi telah lalai dengan tugasnya sebagai menteri, sehingga berakibat terjadinya tindak pidana korupsi. KPK menyangkakan Andi telah melanggar pasal 2 dan 3 UU No. 31/1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Ia dianggap telah memperkaya pribadi, orang lain, atau korporasi dengan jabatan dan kewenangan yang dimilikinya. Nazaruddin (mantan Bendahara Demokrat) menuding Andi menerima fee sebesar Rp 20 miliar dari proyek Hambalang. Sepak terjang Andi Mallarangeng dalam kasus korupsi Hambalang bertolak belakang dengan apa yang disifatkan tentang dirinya oleh Dubes RI untuk AS, Dino Patti Djalal, “andi sebagai sosok idealis, kompeten, pekerja keras, setia kawan&hatinya baik.”

Reputasi andi yang dikenal sebagai tokoh muda yang idealis dan anti korupsi, rontok seiring dengan penentapan dirinya sebagai aktor yang paling bertanggungjawab atas kerugian negara dalam mega proyek Rp 2,5 Triliun.  Apa yang disampaikan fisluf Inggris, George Lucas, sepertinya tepat untuk menggambarkan nasib tokoh muda ini, “Perlu 20 tahun untuk membangun reputasi dan cukup 5 menit untuk menghancurkannya”

Lain Andi, lain pula yang dialami oleh Bupati Garut Aceng HM fikri (40). Ia menikah siri dengan gadis belia, Fany Octora (18). Setelah 4 hari menikah, Ia hilang rasa pada istri sirinya. Fany dicerai hanya lewat SMS. Kasusnya kemudian menjadi heboh karena respon dan tanggapanya yang –menurut Prof. Cipta Lesmana dalam diskusi TvOne- gebleg dan melecehkan Perempuan. Pada sebuah sesi wawancara dengan majalah Detik, ia dengan sangat enteng berkomentar, “Saya sudah keluar uang hampir habis Rp. 250 juta, hanya nidurin satu malam. Nidurin artis aja tidak harga segitu.“

Bagi Aceng, perceraiannya merupakan hal yang wajar. Menikah bak perkara perdata seperti jual beli yang bisa dikembalikan bila barang tidak sesuai dengan yang dijanjikan. “Pas saya beli ternyata ‘lo, tidak sesuai speknya,’ ya nggak apa-apa dikembalikan,” kata Aceng.

Jika ditilik dari sisis hukum agama, Sebenarnya kasus kasus nikah sirinya bukanlan sesuatu yang salah. Yang bermasalah adalah sikap dan responnya yang menunjukkan pandangannya yang merendahkan wanita dan ikatan suci pernikahan.

Repotnya, tidak hanya Aceng, pejabat negara, yang kerap kali urusan bawah perutnya bikin heboh negeri ini. Tahun lalau, Sejumlah menteri menteri kabinet SBY diresuffle karena ditengarai memiliki affair dengan wanita lain yang bukan pasangan sahnya.

Sebut saja Freddy Numberi, Mantan menteri perikanan dan kelautan, Suharso Monoarfa, Eks Menteri Perumahan Rakyat, serta Darwin Zahedi Saleh, eks Menteri ESDM. Jelang berakhirnya masa kabinet, berembus lagi kabar affair yang diduga melibatkan Agung Laksono, yang saat ini tengah menjabat Menko Kesra dan Plt Menpora. Seorang artis senior mengaku memiliki hubungan dengan Agung dan kini telah dicampakkan. Agung tak membantah dan tidak banyak bicara. Dia mengaku telah menyelesaikan masalah tersebut.

Kasus kecacatan moral para pejabat dab public figure sesunguhnya ibarat gunung es. Yang muncul ke permukaan adalah segelintir saja. Seperti ungkapan pakar komunikasi politik, Prof. Cipta Lesmana, “Power (kekuasaan) itu dekat dengan harta, dekat pula dengan wanita!” Maka itu, sejarawan Lord Acton dalam suratnya kepada Mandell Creighton, tertanggal April 1887, menulis, "Power tends to corrupt, and absolute power to corrupt absolutely"—orang yang memiliki kekuasaan cenderung jahat, dan apabila kekuasaan itu demikian banyak, maka kecenderungan akan jahat itu semakin menjadi-jadi.

Saat ini batas antara pejabat dan penjahat makin tipis. Apalagi sedemikian banyak pejabat yang melakukan tindak kejahatan serta pelaku kejahatan yang dipilh menjadi pejabat. Lebih buruk lagi adalah tatkala masalah bukan hanya pada mental para pejabat kita namun juga yang sakit juga adalah sistem hidup kita. Sosiolog UI, Prof. Maswadi Rauf menyebut sistem kita ini sudah sedemikan rusak. Dampaknya korupsi misalnya, Sudah menjadi kultur yang berkembang luas, mengakar dan mendarah daging. Analogi dari salah seorang petinggi demokrat, ahmad mubarok agaknya relevan untuk menggambarkan bagaiaman rusaknya sistem sekuler-demokratik-liberal yang diterapkan ditengah-tengah kita; orang-orang yang baik (memiliki idelaisme) ibarat air gunung. Realita atau sistem politik ibarat air laut. Tatkala Keduanya bertemu maka jadilah air payau. Seseorang yang baik jika berkecimpung di sistem yang rusak akan ikut-ikutan menjadi rusak persis seperti ’air payau’ yang jika diminum terus  menerus menyebabkan kematian.

Moral yang baik hanya akan tercipta dari lingkngan dan pendidikan yang baik pula. Pun sebaliknya sistem yang buruk akan melahirkan lingkungan dan pola pendidikan yang buruk. Inilah letak bahayanya ketika rusaknya sistem kehidupan kita telah serta merta merusak kompas moral kita. Akibatnya banyak kita yang galau dan bingung mana benar mana salah, mana baik mana buruk. Kompas moral beberapa orang diantara kita sepertinya telah salah arah. Manakala pelaku nikah siri dimaki-maki, pelaku zina malah mendapat simpati.

Saya jadi teringat public figure berinisial ‘A’ lainnya yang nasibnya berbeda 180 derajat dari kedua tokoh diatas. Dia adalah Ariel ‘NOAH’ seorang yang tetap dibela bahkan mendapat simpati atas tindakan geblegnya berzina dengan beberapa wanita. Sebuah perilaku bejat yang sampai sekarang tidak pernah disesalinya. Walaupun demikian toh tetap saja ia dipuja-puji. Album barunya memecahkan rekor penjualan Platinum. Konsernya di tiga negara dan puluhan kota di  Indonesia ramai disesaki ribuan Penonton.

Berbagai ironi dan anomali yang terjadi seharusnya bisa membuat kita makin sadar diri serta banya-banyak introspeksi. Nasib kita lebih baik dari mereka semata-mata karena Tuhan masih berkenan menutup aib kita dengan rapi. Moga saja saya, anda, dan mereka-mereka diatas esok hari masih diizinkan untuk melihat mentari sehingga kita bisa menghapus berbagai macam keburukan dengan kebaikan demi kebaikan. Yang tak kalah penting saat ini, ya saat ini, adalah kesempatan bagi kita menjadi bagian dari solusi dengan cara memperbaiki diri juga memperbaiki tatanan kehidupan yang kita jalani, saat ini.

Menarik untuk kita renungi sebuah lirik lagu yang dinyanyikan oleh anak tetangga saya, lagu yang belakangan saya ketahui adalah ciptaan ariel....

Cobalah mengerti
Semua ini
mencari arti
Selamanya takkan berhenti...
===

[www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.