Header Ads

Hanya SBY Yang Belum Katakan Densus 88 Melanggar HAM

Seluruh bukti sudah terpampang. Data dan fakta kekejaman Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror begitu terang benderang. Dari mulai Ormas Islam, DPR, dan Komnas HAM kini serempak berkata Densus 88 telah melampaui wewenanganya. Lalu di mana suara pemerintah?


Ahad 28/4 lalu, sejumlah organisasi masyarakat (Ormas) Islam di Sulawesi Tengah sepakat mendesak pemerintahan Soesilo Bambang Yudhoyono segera membubarkan Densus 88. Ini adalah titik kulminasi Ormas Islam Sulawesi Tengah yang sudah sangat gerah dengan ulah Densus 88 mengacak-acak Poso.

Ketua Tim Pembela Muslim Sulteng Harun Nyak Item mengatakan desakan pembubaran itu digaungkan karena Desnsus 88 kerap melanggar hak asasi manusia terutama saat menangkap belasan warga sipil yang diduga terlibat terorisme pada akhir 2012. Warga sipil itu mengalami kekerasan fisik padahal mereka tidak terbukti keterlibatannya dalam kelompok sipil bersenjata.

Bukan kali ini saja, umat Islam meminta SBY membubarkan Densus 88. Bahkan suara itu sudah digaungkan bertahun-tahun. Namun SBY hanya bergeming. Tidak ada kata-kata keluar dari mulut Ketua Umum Partai Demokrat itu. Ketika puluhan Ormas Islam berkumpul di PP Muhammaiyah Jakarta, beberapa waktu lalu, SBY pun tidak ada komentar. Padahal Ormas Islam sudah memiliki video keterlibatan Densus 88 dalam penyiksaan sadis dalam kasus Tanah Runtuh, Poso, Januari 2007. Belakangan, Komnas HAM mengakui video itu aseli, bukan rekayasa.

Pengacara Muslim ternama, Eggy Sujana, mengatakan keberadaan Densus 88 tidak lepas dari sosok SBY. Bagi Eggy, SBY sudah menjadi antek Amerika dengan segala kebijakannya.

Bukti itu ditandai ketika SBY yang pernah mengatakan, “Saya mencintai Amerika  dengan segala kesalahannya, dan saya mengakui Amerika sebagai negara kedua saya”. Menurutnya, ini bukti kuat bahwa SBY memang antek Amerika dan inilah yang menjadi tiket SBY untuk menjadi presiden.

Setiap setelah kunjungan pejabat Amerika, hampir selalu ada aksi teror. Menurutnya aksi-aksi teror tersebut merupakan by design. Dan umat Islam lah yang menjadi sasaran tembak.

Densus 88 saat ini, kata Eggy, sering digunakan sebagai alat kepentingan penguasa yang berkonspirasi dengan anteknya Amerika. Eggy dengan semangat menyerukan agar Densus 88 segera dibubarkan.“Densus 88 milik kepentingan penguasa yang berkonspirasi dengan orang yang merupakan anteknya Amerika. Bubarkan Densus!,” seru Eggy.

Menyindir Brigjen polisi Bor Rafly Ammar yang juga hadir sebagai pembicara dalam acara diskusi tersebut, Eggy meminta jenderal polisi itu tidak membela atasannya yang salah. “Mudah-mudahan Pak Boy dibukakan hatinya dan mau bela kita bukan bela thoghut,” tegas Eggy.

SBY pun tidak hanya diam merespon keinginan umat Islam. Bahkan presiden yang bergelar haji tersebut seperti membiarkan Ansyad Mbai mengobarak-abrik umat Islam dengan lontaran-lontaran pedasnya. Padahal keberadaan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme tepat di bawah koordinasinya sebagai presiden.

Menariknya, SBY justru cepat merespon korban pengeboman Boston. Tanpa banyak basa-basi, SBY langsung mengucapkan dukacita kepada Obama. Pertanyaannya, kenapa sikap SBY itu tidak terjadi kepada korban salah tembak Densus? Padahal jumlah mereka bukan lagi dalam hitungan jari, tapi hampir ratusan. Apa karena mereka -para korban Densus 88- adalah umat Islam?

Kini, saat seluruh validitas pelanggaran HAM terpampang, dibutuhkan sikap tegas SBY. Karena tinggal anda yang belum mengatakan Densus 88 melanggar HAM. Atau memang SBY masih membutuhkan Densus 88 untuk memukul kebangkitan umat Islam? Kita tunggu saja. Wallahua’lam. [islampos/www.al-khilafah.org]

1 komentar:

  1. Untunglah sy gak milih nich org. Waktu komentar sy negatif thd sibeye di forum IKIgroup (ikatan komunitas Indonesia di amrik), timses mrk seinget sy namanya Yan.... yg di amrik lsg merespon sy dan bila perlu bicara face to face dgnnya. Ternyata apa yg posting (attached) di milis itu benar, ini buktinya. mmg antek2 zioinis yahudi.

    BalasHapus

Diberdayakan oleh Blogger.