Header Ads

Islamophobia semakin berkembang di Perancis

Sebuah gym di kota kecil di pinggiran Paris menjadi sasaran Islamophobia.  Gym tersebut terancam ditutup.  Pasalnya, para pengunjung dan pemilik gym adalah wanita berjilbab.  Walikota setempat, Eric Raoult mengatakan, ia tak ingin ada wanita berjilbab di kota yang dipimpinnya.



“Saya tidak ingin ada perempuan berjilbab di kota saya,” kata manajer gym Nadia El Denouli mengutip pernyataan walikota Eric Raoult kepadanya, seperti dilaporkan Reuters.

“Mereka itu fundamentalis, mereka berbohong!” teriak Eric Raoult kepada Reuters, Kamis (3/10/2013).

“Mereka menganggap karena mereka Muslim lalu mereka menjadi korban dan mereka menganggap mereka memiliki hak lebih,” katanya. “Saya akan menutup gym itu karena mereka tak memiliki area parkir dan pintu darurat yang dipersyaratkan dalam peraturan di kota ini.”

Padahal menurut pejabat keamanan setempat pada Jumat (4/10), gym tersebut telah memenuhi semua standar keselamatan. Itu artinya gym itu seharusnya boleh tetap buka.

Gym itu dibuka bulan lalu di pasar pinggiran kota kecil, Le Raincy (kota kecil di pinggiran Paris), dimiliki oleh pasangan Muslim Perancis.  Pemilik gym itu mengenakan jilbab sementara suaminya berjenggot panjang.  Gym itu diberi nama The Orty Gym.  Orty artinya “saudaraku”.  Menempati ruang seluas 200 meter persegi, The Orty Gym membuka kelas Hip Hop, Zumba, Peregangan, dan olahraga-olahraga kebugaran lainnya.

Pemilik Gym, Lynda Ellabou mengatakan, beberapa pelanggan gym yang berolahraga di dalam ruangan memang mengenakan jilbab, namun banyak yang tidak mengenakan. Menurutnya, gym miliknya untuk umum, semua ras dan agama dipersilakan.

Kasus Islamophobia yang terjadi di kota kecil Le Raincy ini menjadi bukti bahwa Islamphobia semakin berkembang di Prancis, dan Eropa pada umumnya. [arrahmah/www.al-khilafah.org]

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.