Header Ads

Jawaban Atas Syubhat seputar kunjungan Hizbut Tahrir kepada Khumaini

Jawaban Atas Syubhat seputar kunjungan Hizbut Tahrir kepada Khumaini
(Peringatan: Ini Bukan Penjelasan Resmi)

Saya lebih suka menamai "syubhat" ini dengan sebutan syubhat, karena pihak yang meluncurkan syubhat ini ingin menebarkan kerancuan di tengah manusia, dengan memberi gambaran kepada mereka bahwa Hizbut Tahrir telah pergi untuk membai'at Khumaini, yang telah mencela para shohabat ridhwanullahi 'alaihim, melecehkan ibunda kita –'A'isyah-, tulisan-tulisannya dipenuhi dengan kekufuran, dan lain sebagainya. Padahal sebenarnya, kepergian Hizbut Tahrir menemui Khumaini adalah dalam rangka melakukan sesuatu yang tidak berani dilakukan oleh kaum bersorban dan berjenggot, dengan menghadapi orang yang telah berdusta dengan melakukan pemalsuan terhadap umat, melabeli pemerintahan dan sistemnya dengan embel-embel Islam, padahal Islam berlepas diri dari semua itu.


Hizbut Tahir beraktivitas untuk mendirikan khilafah rosyidah, dalam arti bahwa partai ini bekerja untuk mendirikan sebuah pemerintahan Islam, dan itu dilakukan sambil berbagai kejadian-kejadian politik dan segala macam konspirasi yang ditujukan kepada umat Islam. Maka Hizbut Tahrir sangat ingin mengungkapkan berbagai rencana dan konspirasi yang ada itu kepada khalayak publik. Serta menyingkap pengkhianatan para penguasa umat Islam terhadap rakyatnya. Oleh sebab itu, adanya pertemuan antara Hizbut Tahrir dengan sebagian penguasa adalah untuk menyampaikan hujjah kepada mereka, menyingkap pengkhianatan mereka kepada rakyatnya, mendemonstrasikan penolakan mereka untuk menegakkan pemerintahan atas dasar Islam. Hal itu seperti kunjungan utusan Hizbut Tahrir kepada Shoddam Husain dengan menggunakan bahasa yang jelas dalam mengungkap pelayanan dia (kepada penjajah –pen) dan pengkhianatan dia kepada rakyatnya. Itu terjadi setelah Israel menghancurkan reaktor nuklirnya. Juga seperti kunjungan delegasi Hizbut Tahrir (yang terdiri dari 14 Syabab) kepada Qadzafi, yang hanya berbuntut pada tindakan Qadzafi mengeksekusi mati para utusan tersebut, dan menggantung mereka di tiang-tiang kampus. Dan kedatangan Hizbut Tahrir kepada Khumaini tiada lain adalah untuk tujuan semacam itu.

Adapun terkait dengan rincian pertemuan yang dilakukan dengan khumaini sebagai berikut:
Sesungguhnya setelah terjadinya Revolusi Iran dan dilengserkannya Syah –agen Inggris-, pandangan Hizbut Tahrir saat itu sangat jelas, bahwasannya revolusi tersebut semata-mata merupakan revolusi yang dirancang oleh Amerika. Dan bahwasannya Khumaini merupakan kepanjangan-tangan Amerika yang datang untuk mengakhiri dominasi pengaruh Inggris di kawasan tersebut melalui Iran dan Irak. Oleh karena itu kita dapat melihat bahwa -hanya dengan terjadinya revolusi- Shaddam Husain segera menyiapkan perang atas perintah Inggris untuk menggagalkan revolusi Iran, itu karena mereka menyadari bahwa Amerika hendak menjadikan Iran sebagai pintu gerbang masuknya pengaruh Amerika di kawasan tersebut.

Semua ini disadari sepenuhnya oleh Hizbut Tahrir. Dan Hizb juga menyadari bahwa (sebagian dari) para penguasa itu tidak lain hanyalah biji catur yang dimainkan oleh Amerika dan Inggris. Hanya saja, kadang-kala orang-orang tidak menyadari hal tersebut. Bahkan lahiriyah mereka justru menyaksikan secara apa yang bertentangan dengan pandangan Hizbut Tahrir. Mereka melihat penentangan Iran terhadap Amerika. Di sisi lain –pada waktu itu- mereka juga melihat dukungan Amerika kepada Shaddam untuk melawan Iran. Mereka tidak menyadari bahwa semua ini merupakan strategi untuk menguatkan Iran di kawasan ini, terlebih lagi, ada anggapan masyarakat bahwa semua pihak yang memusuhi Amerika adalah mulia, tanpa perlu diperdebatkan lagi. Selain itu, revolusi Iran telah menggunakan bendera Islam, dan menggunakan nama Islam dan Negara Islam. Adapun Hizbut Tahrir melihat bahwa semua itu merupakan kebohongan dalam kebohongan. Maka wajib bagi Hizb untuk menyampaikan hujjah kepada mereka yang menyatakan secara dusta bahwa Iran telah mendirikan Negara Islam.

Oleh karena itu, pada tahun 1979 Hizbut Tahrir mengirim utusan kepada Khumaini untuk menjelaskan kesalahannya dan jauhnya dia dari kebenaran dengan mengesampingkan penerapan Islam secara sempurna. Dan menjelaskan kepadanya tentang wajibnya mengangkat kepala Negara yang akan bertindak menjadi kholifah bagi seluruh umat Islam, yang jauh dari nasionalisme dan patriotisme, mendesaknya untuk menetralkan seluruh pengaruh asing dari Iran, terutama Amerika, baik yang berupa politikus, pemikir, kelompok-kelompok dan bahkan kedutaanbesar. Telah diserahkan pula catatan politik kepada khumaini dan menteri luar negeri saat itu –Ibrahim- yang di dalamnya termaktub inti dari pembicaraan ini, termasuk juga Rancangan Undang-undang Dasar Islam yang didasarkan pada Aqidah Islamiyah dan hukum-hukum syara' yang digali dari Al Qur'an, As Sunnah, Ijma' para shohabat dan qiyas.

Empat bulan pasca penyerahan tersebut Pemerintah Iran tidak melakukan perubahan apapun. Bahkan berjalan mengerah pada penguatan pengaruh asing dan pemerintahan yang tidak didasarkan pada Islam. Tatkala pemerintah mempublikasi draf rancangan undang-undang dasar Iran dan pembentukan dewan pakar untuk mengkajinya, maka pada saat itu Hizbut Tahrir ingin mendapatkan naskah draf tersebut, kemudian mempelajari draf itu secara cermat dan teliti. Pada bulan Syawal 1979 Hizbut Tahrir menyerahkan catatan rinci yang berisi kritik terhadap Undang-undang Dasar Iran yang dilengkapi dengan rancangan undang-undang dasar Negara Khilafah secara rinci yang didasarkan pada Aqidah Islamiyah. Salinan naskah catatan ini juga diserahkan kepada ketua dewan pakar yang menelaah undang-undang dasar Iran. Salinan naskah yang lain juga diserahkan kepada Majelis Revolusi Iran dan Partai Republik di Iran. Kemudian Hizbut tahrir mendistribusikan catatan tersebut bersama dengan kritik terhadap undang-undang Dasar Iran serta rancangan Undang-undang Dasar Negara Khilafah kepada masyarakat, dalam rangka menunjukkan secara gamblang penolakkan pemerintah Iran untuk menegakkan Negara Islam yang berdiri di atas Aqidah Islam yang shohih.

Dengan demikian, saudara-saudara yang mulia, selamanya Hizbut Tahrir tidak akan pernah tertipu oleh penguasa-penguasa semacam itu untuk menyerahkan khilafah kepada mereka. Akan tetapi Hizbut tahrir telah menegakkan hujjah kepada mereka guna membebaskan dirinya dihadapan Allah dan guna mengahadapi penguasa-penguasa itu dengan hujjah tersebut pada hari kiamat. Maka hal yang demikian ini serupa dengan keadaan Nabi saw, yang menyatakan : "yaa Allah, bukankah hamba telah menyampaikan, ya Allah saksikanlah!".

Dan Hizbut Tahrir yang hendak mendirikan Negara Rasulullah saw dan menegakkan hukum-hukum Allah SWT tidaklah abai terhadap ushulud diin dan aqidahnya. Bagaimana bisa dikatakan abai, sedangkan hizb tidaklah mengadopsi suatu pemikiran pun kecuali jika ia terpancar dari Aqidah Islam yang lurus? dan tidak akan menyerah sampai tegaknya hukum syara' yang digali dari Al-Qur'an, As-Sunnah, ijma' para shohabat dan qiyas syar'iy?

Sudara-sudara yang mulia bisa merujuk para buku Naqdhud Dusturil Ironiy (kritik terhadap Undang-undang Dasar Iran) dan buku dari Hizbut Tahrir Wilayah Lebanon yang disampaikan kepada Duta Besar Republik Islam Iran oleh para mas'ul Hizbut Tahrir di Lebanon melalui link yang dilampirkan dalam tulisan ini.
Secara garis besar, tuntutan Hizbut Tahrir kepada Khumaini dan pemerintahan Iran bisa diringkas sebagai berikut:
  • Hendaknya undang-undang dasar dan seluruh undang-undang di Iran adalah Islami, diambil dari Kitabullah dan Sunnah RasulNya.
  • Hendaknya Iran memutuskan seluruh hubungan dengan seluruh Negara kafir
  • Hendaklah membatalkan seluruh perjanjian dan kesepakatan antar Negara yang bertentangan dengan Islam.
  • Melarang seluruh aktivitas dan pemikiran politik yang tidak dibangun berdasarkan Islam dan hukum-hukumnya.
  • Membersihkan Iran dari lingkaran politik yang tidak berasaskan Islam.
  • Keluar dari Perserikatan Bangsa-bangsa dengan alas an bahwa ia merupakan organisasi penjajahan yang memusuhi umat Islam.
  • Menghilangkan seluruh penampakan sistem ekonomi kapitalis sesegera mungkin seraya menerapkan sistem ekonomi Islam yang digali dari Kitabullah dan Sunnah Rasulullah saw.
  • Membatalkan undang-undang sipil yang diambil dari perundang-undangan barat, yang didalamnya menyatakan bahwa undang-undang dasar menjamin kebebasan.
  • Serta perkara-perkara lain yang terdapat di dalam referensi yang telah disebutkan.

Wa aakhiru da'waanaa anil hamdulillaahi Rabbil 'aalamiin

Sodaramu, admin halaman "jawaban atas seluruh syubhat yang ditujukan kepada Hizbut Tahrir. [al-khilafah.org]


Rujukan

Kritik Hizbut tahrir terhadap UUD Iran: http://www.mediafire.com/?k43e6m61r8wnmum

Buku Hizbut tahrir wilayah Lebanon untuk duta besar Iran: http://www.hizb-ut-tahrir.org/PDF/AR/ar_books_pdf/lb20110820-book-iran.pdf


Sumber

Tidak ada komentar

Diberdayakan oleh Blogger.