Pertama Kali Dalam Sejarah, Pangeran Saudi Berjabat Tangan Dengan Pejabat Israel
Sebuah jabat tangan yang spontan antara Saudi-Israel dan itu disaksikan seluruh dunia. Peristiwa itu terjadi pada konferensi keamanan Eropa. Pelakunya Deputi Menteri Luar Negeri Israel Danny Ayalon dengan mantan kepala intelijen Saudi, Turki al-Faisal. Dalam sejarah, belum pernah terjadi jabat tangan antara seorang pejabat Arab dan Israel seperti itu.
Peristiwa jabat tangan ini menjadi titik fokus yang sangat tumpul, mengenai realitas sesungguhnya antara Arab kepada Israel. Ini menunjukkan bahwa banyak pemimpin Arab memang benar-benar mau bekerja sama dengan Israel, dan tampaknya para pemimpin Arab sendiri tampaknya tidak terlalu peduli dengan segala omongan orang.
Kejadian ini tentu saja seharusnya menjadi sesuatu yang sangat memalukan bagi Pangeran Turki. Fotonya berjabat tangan dengan Menteri Luar Negeri Israel pada saat kebijakan negara penjajah Palestina itu dibenci di dunia Arab dan umat Islam sedunia daripada sebelumnya, sangat melukai perasaan.
Ini tentu saja menjadi pertanyaan besar pada Raja Abdullah, yang telah berulang kali menegaskan bahwa tidak akan ada normalisasi atau perdamaian dengan Israel. Pangeran Turki mengeluarkan pernyataan bahwa jabat tangan itu tidak berarti pengakuan atas Israel. Berbeda dengan Pangeran Turki, Ayalon menyatakan bahwa jabat tangan itu adalah "sesuatu yang fantastis seperti kisah-kisah seribu satu malam di Arab."
Banyak komentator yang menyoroti kontak Saudi dengan Israel ini, dan pangeran Turki disebut-sebut sebagai seorang "spesialis" dalam pertemuan dengan Israel di konferensi internasional. Al-Akhbar mengatakan "salam hangat" itu sebagai jendela pada sejarah panjang yang terbuka dan pertemuan rahasia antara pejabat Arab dan Israel.
Nah, dimana kemudian letak umat Islam saat ini? (sa/fp/ermslm)
Peristiwa jabat tangan ini menjadi titik fokus yang sangat tumpul, mengenai realitas sesungguhnya antara Arab kepada Israel. Ini menunjukkan bahwa banyak pemimpin Arab memang benar-benar mau bekerja sama dengan Israel, dan tampaknya para pemimpin Arab sendiri tampaknya tidak terlalu peduli dengan segala omongan orang.
Kejadian ini tentu saja seharusnya menjadi sesuatu yang sangat memalukan bagi Pangeran Turki. Fotonya berjabat tangan dengan Menteri Luar Negeri Israel pada saat kebijakan negara penjajah Palestina itu dibenci di dunia Arab dan umat Islam sedunia daripada sebelumnya, sangat melukai perasaan.
Ini tentu saja menjadi pertanyaan besar pada Raja Abdullah, yang telah berulang kali menegaskan bahwa tidak akan ada normalisasi atau perdamaian dengan Israel. Pangeran Turki mengeluarkan pernyataan bahwa jabat tangan itu tidak berarti pengakuan atas Israel. Berbeda dengan Pangeran Turki, Ayalon menyatakan bahwa jabat tangan itu adalah "sesuatu yang fantastis seperti kisah-kisah seribu satu malam di Arab."
Banyak komentator yang menyoroti kontak Saudi dengan Israel ini, dan pangeran Turki disebut-sebut sebagai seorang "spesialis" dalam pertemuan dengan Israel di konferensi internasional. Al-Akhbar mengatakan "salam hangat" itu sebagai jendela pada sejarah panjang yang terbuka dan pertemuan rahasia antara pejabat Arab dan Israel.
Nah, dimana kemudian letak umat Islam saat ini? (sa/fp/ermslm)
Tidak ada komentar